Kenyataan.

Sebetulnya aku bukanlah orang yang kuat mengalami goncangan perasaan yang datang bertubi-tubi. Kadang jiwa sukar ditenangkan, pemusatan hasratku dalam beberapa hari mudah pecah menghadapi masalah-masalah yang mendadak. Begitu masalah itu datang dan perasaanku tergoncang, aku memerlukan tempat aku melahirkan reaksi-reaksi atas perasaanku. 

Tetapi, kepada siapa juga perasaan itu disampaikan? sebetulnya aku merasa asing, aku tak memiliki kawan pribadi. Akibatnya aku sampai pada kesimpulan bahwa segala peristiwa memperingatkan setiap orang supaya bergantung pada diri sendiri. Jangan mengharap belas kasihan orang lain jika ingin terhormat. Hukum alam bagi manusia adalah supremasi kekuatan, kehormatan melekat pada kekuatan, dan kelemahan berarti kebinasaan. 

Nah, ternyata keseganan orang pupus & musnah setelah aku tidak berkekuatan. Banyak teman enggan dan menjauh dariku setelah mereka tahu tidak ada lagi keuntungan yang bisa diperoleh dari orang yang tidak punya kekuatan apa-apa seperti aku ini. Jadi apakah kekuatan itu? Sebut saja: uang, pengaruh dan status sosial. Kini aku harus dengan yakin memegang nasib di tanganku sendiri.

Komentar